KARBURATOR vs INJECTION
Dikenal dengan teknologi Direct Fuel
Injection (DFI), teknologi ini merupakan yang terbaru dalam hal pengkabutan Bensin (BBM) pada
mesin bensin. Cara kerjanya juga serupa dengan mesin diesel, di mana bahan bakar
diinjeksikan melalui jalur common rail langsung ke dalam silinder. Dan
teknologi ini memang relatif lebih mahal dibanding sistem karburator.
Dengan penggunaan teknologi ini
bahan bakar tentu lebih lebih efisien, output daya juga bisa jadi lebih tinggi
dan yang terpenting emisi gas buangnya lebih rendah sehingga lingkungan lebih
bersih.
Penggunaan bahan bakar dan timing
injeksi bisa tepat dikendalikan sesuai dengan kondisi beban kendaraan.
Kecepatan mesin ditentukan oleh waktu pengapian dan fungsionalitas injeksi
bahan bakar dikontrol secara cermat oleh ECU (unit control mesin).
Teknologi injeksi juga ada yang
bernama Port Fuel Injection (PFI), perangkat ini mungkin tipe yang paling umum dari
sistem injeksi bahan bakar yang bisa ditemukan di seluruh dunia. Bahan Bakar
disuntikkan pada setiap pengambilan port, biasanya terletak di bagian kepala silinder
dan intake manifold.
Desain yang melekat dari jenis
sistem injeksi bahan bakar memungkinkan untuk lebih sedikit fleksibilitas dalam
desain intake-manifold. Sehingga membuat pernafasan mesin membaik, tentunya dalam hal
ini memungkinkan untuk modifikasi dengan perangkat turbo untuk menghasilkan
tenaga yang lebih besar.
Teknologi injeksi selanjutnya ada
Throttle Body Injection (TBI), di mana teknologi ini yang paling sering digunakan
dalam desain untuk mesin karburator pada umumnya. Nosel injektor yang
menyuntikkan bahan bakar berada di atas klep throttle. Campuran bahan bakar dan
udara kemudian dibawa melalui saluran intake manifold ke ruang pembakaran.
Sistem injeksi jenis ini ditemukan pada tahun 1980-1995. Keuntungan terbesar dari sistem ini adalah bahwa hal
itu relatif rendah biaya dan banyak komponen pendukung seperti intake manifold,
filter udara, dan saluran bahan bakar routing yang dapat digunakan kembali.
Jadi kesimpulan dari kedua teknologi
ini adalah sistem injeksi lebih baik dari sistem karburator. Walau harga lebih
mahal, teknologi ini memiliki masa depan yang lebih baik untuk lingkungan agar
lebih hijau.
Apalagi mengingat kebijakan
pemerintah mengenai pembatasan BBM subsidi, serta semakin banyaknya kendaraan
terbaru bermunculan dengan teknologi mesin injeksi. Sudah selayaknya konsep
pemahaman kita berubah tentang penggunaan bahan bakar yang tepat sesuai dengan
perkembangan teknologi.
Sebab penggunaan teknologi injeksi
pada suatu kendaraan itu diharapkan mampu menghasilkan pengkabutan bahan bakar
lebih baik dari karburator dengan penggunaan BBM yang memiliki kadar timbal
lebih sedikit atau memiliki nilai oktan lebih besar.
Jika pemahaman ini kita terapkan
dengan baik, maka perawatan kendaraan sistem injeksi jauh lebih mudah dan bisa jadi
lebih murah dibanding kendaraan menggunakan sistem karburator.